Bukittinggi – Seorang guru mengaji berinisial WP (36) asal Payakumbuh menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya sendiri hingga harus menjalani operasi di Rumah Sakit Otak Muhammad Hatta (RSOM) Bukittinggi. Operasi akibat luka parah di kepala itu berlangsung sejak Senin (30/6) malam hingga Selasa (1/7) pagi.

Ketua Tim Pelayanan Medik RSOM Bukittinggi, genta ma Putra, menjelaskan bahwa tindakan operasi dilakukan setelah hasil CT scan menunjukkan adanya bagian kepala korban yang pecah akibat trauma berat di bagian kepala sebelah kiri.

“karena ada luka terbuka dan pendarahan massif, kami harus melakukan CT scan kepala. Dari CT scan kepala itu ditemukan ada bagian kepala yang pecah yang disebabkan faktor trauma atau benturan yang sangat keras sehingga berakibat patahan tulang kepala,” ujar Genta pada Selasa (1/7).

Genta menambahkan, saat tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD), korban langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan dokter bedah saraf untuk melakukan operasi.”Alhamdulillah operasi sudah berjalan sesuai dengan harapan.Alhamdulillah korban sudah mulai sadar tadi pagi. Namun,korban masih terlihat gelisah karena masih di bawah pengaruh bius,” imbuhnya.

Kasus penyiksaan ini terjadi di rumah korban yang berlokasi di Jorong Subarang Parik, Nagari koto Tangah Batuhampar, Kecamatan Akabiluru, Limapuluh Kota. Kakak sepupu korban, Yenni, mengungkapkan bahwa penganiayaan tersebut terjadi pada Senin (30/6) sekitar pukul 03.00 WIB. “Setelah melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), dia (suami WP) bilang ke nenek, ‘nih bawa ke rumah sakit’,” kata Yenni. Yenni mengaku tidak mengetahui detail kronologi penyiksaan karena hanya mendengar cerita dari kakak kandung korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *