Jakarta – Menteri Pemuda dan Olahraga (menpora) Erick Thohir memberikan ultimatum kepada empat cabang olahraga (cabor) yang mengalami dualisme kepengurusan.

Menpora memberi batas waktu hingga akhir Desember 2025 untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Empat cabor yang menjadi sorotan adalah tenis meja, anggar, tinju, dan sepak takraw.

Erick Thohir menegaskan, dualisme kepengurusan menghambat prestasi atlet di kancah internasional. “Masalah dualisme ini harus segera diselesaikan,” ujarnya, Kamis (6/11/2025).

Menurut Erick, penyelesaian dualisme akan membuka jalan bagi konsolidasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Kemenpora meminta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional indonesia (KONI) mengambil langkah konkret.

Musyawarah dan mufakat menjadi kunci penyelesaian, sesuai Undang-Undang Keolahragaan.

Surat resmi Menpora kepada Ketua Umum KOI dan KONI telah dilayangkan sejak 1 Oktober 2025.

“Kami ingin KOI, KONI, dan federasi olahraga juga melakukan hal serupa, duduk bersama mencari solusi terbaik,” kata Erick.

Sekretaris Jenderal KONI Pusat, Lukman Djajadikusuma, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan KOI dan Kemenpora.

“Kami sudah melakukan pertemuan dengan KOI dan pemerintah. Prinsip kami sama: kami tidak ingin hal ini terus berlarut,” ujar Lukman.

KONI berharap penyelesaian dimulai dari internal masing-masing cabor. Lukman menegaskan, atlet tidak boleh menjadi korban konflik organisasi.

“Sikap kami jelas, atlet tidak boleh dikorbankan,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *