Pariaman – Tingkat hunian hotel dan penginapan di Kota Pariaman melonjak tajam hingga 95 persen seiring dengan perayaan Pesona Hoyak Tabuik Piaman 2025.

Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman melihat fenomena ini sebagai indikasi kuat tingginya minat wisatawan terhadap perhelatan budaya tersebut.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman,Ferialdi,mengungkapkan pada Minggu (6/7) bahwa data tersebut diperoleh melalui koordinasi intensif dengan asosiasi pengusaha hotel setempat.

“Kami berkoordinasi dengan asosiasi pengusaha hotel, dan tingkat pemesanan kamar untuk puncak Tabuik telah mencapai 95 persen,” ujarnya.

Ferialdi menjelaskan, mayoritas wisatawan yang melakukan pemesanan kamar bertujuan untuk menyaksikan secara langsung prosesi puncak acara budaya Tabuik, yaitu Hoyak Tabuik dan Tabuik dibuang ke Laut, yang diselenggarakan pada Minggu (6/7) di Pantai Gandoriah.

Lonjakan tingkat hunian tidak hanya terjadi menjelang puncak acara.

Ferialdi menambahkan, sejak awal pelaksanaan Tabuik pada 1 Muharram 1447 H atau Jumat (27/6/2025), hotel dan penginapan di Pariaman bahkan sempat mencatatkan tingkat hunian penuh.

“Saat itu tingkat hunian mencapai seratus persen. Bahkan,banyak wisatawan yang kesulitan mendapatkan kamar karena tingginya permintaan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Ferialdi menjelaskan bahwa lonjakan kunjungan ini tidak hanya dipicu oleh acara Tabuik, tetapi juga karena bertepatan dengan pelaksanaan Kejuaraan Nasional Sepatu Roda yang diikuti lebih dari 600 atlet, serta Kejuaraan Tenis Internasional Baveti yang diikuti 300 peserta dari berbagai negara.

“Jadi, agendanya berbenturan. Setelah kedua kejuaraan itu selesai, sempat ada penurunan jumlah tamu, lalu kembali meningkat menjelang puncak Tabuik,” jelasnya.

Ferialdi menambahkan, tingginya permintaan penginapan menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Pariaman yang saat ini masih memiliki keterbatasan dalam jumlah hotel dan kamar.

“Hingga pertengahan tahun lalu, kota Pariaman hanya memiliki puluhan unit penginapan dan beberapa hotel dengan kapasitas kamar yang terbatas,” tuturnya.

Ferialdi berharap hal itu menjadi peluang investasi bagi masyarakat maupun pihak swasta untuk mengembangkan sektor penginapan di Pariaman.

“Kami berharap kondisi ini dapat mendorong warga atau investor untuk menanamkan modal di sektor penginapan karena potensi ke depan sangat menjanjikan,” pungkasnya.

Penulis: Wawan SetiawanEditor: Akhryar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *