Jakarta – Gelombang demonstrasi besar melanda sejumlah kota di Indonesia hingga Jumat (29/8/2025) malam.Aksi ini dipicu kekecewaan publik terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Unjuk rasa di Jakarta, Bandung, yogyakarta, dan Makassar ini memanas setelah seorang pengemudi ojek online (ojol) tewas terlindas kendaraan rantis Brimob.
pengamat Geopolitik dan Pemerintahan TDM Institute, Anton Permana, menyebut konflik identitas dan distribusi sebagai penyebab utama kemarahan publik.
“Demonstrasi besar yang sedang terjadi saat ini adalah sebuah akumulasi kemarahan, kekecewaan, protes, dan perlawanan dari masing-masing kelompok,” ujar Anton, Jumat (29/8/2025).
Konflik identitas,menurut Anton,muncul akibat ketidakadilan dan pertarungan ego berbasis SARA. Sementara konflik distribusi dipicu ketimpangan ekonomi dan keadilan.
untuk meredam situasi,Anton menawarkan lima solusi kepada pemerintahan Prabowo:
- Buka Dialog: Presiden Prabowo perlu berdialog dengan kelompok masyarakat yang marah.
- Tegakkan Hukum Adil: Pemerintah harus menindaklanjuti kasus ketidakadilan, termasuk memberikan amnesti tahanan politik era sebelumnya.
- Evaluasi Kabinet: Presiden Prabowo perlu mengganti pejabat bermasalah dan merangkul kelompok civil society berintegritas.
- Hentikan Pencitraan: Pemerintah harus menghentikan praktik pencitraan diri dan penggunaan buzzer.
- Evaluasi Konstitusi: Sudah saatnya mengevaluasi konstitusi agar kembali ke cita-cita pendiri bangsa.
Anton menekankan, jika kemarahan publik tidak segera diredam, kerusuhan seperti tahun 1998 bisa terulang.